close

Tuesday, May 31, 2022

author photo
Franz Kafka
Franz Kafka

PojokReview - Siapa yang tidak kenal dengan nama Franz Kafka? Bila Anda masih asing dengan nama tersebut, Anda mesti mengenal Kafka sebagai penulis paling berpengaruh di abad ke-20. Ada tiga judul novel yang menjadikan Franz Kafka sebagai penulis terpenting abad ke-20, di antaranya berjudul The Trial (1925), The Castle (1926), dan Amerika (1927).


Tapi, satu hal yang perlu Anda catat adalah, Franz Kafka meninggal di tahun 1924. Yah, satu tahun sebelum tiga mahakaryanya terbit berurutan dari tahun 1925 hingga 1926. Kenapa bisa begitu?


Sosok yang paling berjasa mengenalkan karya Kafka ke dunia adalah Max Brod. Ia bisa dibilang sebagai seseorang yang menjadikan Franz Kafka sebagai penulis paling berpengaruh abad ke-20. Tanpa Max Brod, mungkin karya-karya Kafka akan menghilang bersama empunya di tahun 1924.


Sekarang pertanyaan yang muncul adalah, siapa Max Brod?


Max Brod, Sosok Penyelamat Karya Kafka


Max Brod Sosok Penyelamat Karya Kafka
Max Brod Sosok Penyelamat Karya Kafka

Max Brod adalah sahabat baik Franz Kafka, mereka bersahabat karib karena sama-sama mencintai sastra. Keduanya sama-sama mengambil jurusan hukum di Deutsche Karl-Ferdinands-Universitat, di Praha (Ceko) sejak tahun 1902. Persahabatan mereka sangat dekat, karena berdasarkan beberapa sumber, Max Brod adalah satu-satunya sahabat Kafka yang terkenal dengan sifatnya yang tertutup.


Tahun 1920-an, Franz Kafka terkena penyakit Tuberkulosis (TBC) yang terus menggerogoti tubuhnya. Utamanya, bagian tenggorokan. Tanggal 3 Juni 1924, Kafka menghembuskan nafas terakhir akibat penyakit yang terus menyerang dirinya tersebut. Namun, Kafka ternyata meninggalkan surat wasiat yang ditujukan pada sahabatnya, Max Brod.


Apa isi surat wasiatnya? Intinya, Kafka memberikan semua karya tulis (yang belum selesai atau belum dipublikasikan) kepada Max Brod. Bersama dengan karya tulisnya, Kafka meninggalkan pesan, bahwa Max Brod harus membakar semua kertas tersebut sampai tak bersisa. Yah, itu isi surat wasiatnya pada Max Brod.


Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Kafka benar-benar sudah jenuh dengan karya tulisnya sendiri. Ia menerbitkan beberapa cerita pendek, namun tak ada yang menarik minat kritikus dan penggemar sastra. Jadi, selama hidup (di bawah tahun 1924) publik sastra di Ceko dan Eropa tidak mengenal nama Franz Kafka. Termasuk juga publik dunia.


Berdasarkan surat wasiat tersebut, Max Brod dipersilahkan oleh keluarga Kafka untuk mengambil banyak sekali tumpukan kertas, catatan, dan sebagainya dari kamar Kafka. Tapi nyatanya, Max tidak menuruti permintaan terakhir Kafka untuk membakarnya. Ia menilai, tulisan-tulisan tersebut terlalu berharga untuk dimusnahkan.


Max Menyunting Tulisan Kafka


Max Brod dan Franz Kafka
Max Brod (kiri berkumis) dan Franz Kafka

Max Brod menemukan bahwa catatan-catatan Kafka merupakan draft novel yang belum sempat diterbitkan. Hanya saja, catatan tersebut benar-benar berserakan. Bayangkan saja, Kafka menulis ada yang dari tengah, ada yang dari belakang, dan ada juga bab novel yang saling terpisah. Urutan plot novel benar-benar acak, dan banyak pula kalimat yang terpotong.


Max akhirnya memutuskan hal yang jauh berlawanan dari wasiat yang ditinggalkan Kafka. Ia memilih untuk menyunting tulisan tersebut hingga satu tahun ke depan. Hasilnya, ia berhasil menerbitkan novel Franz Kafka mulai dari The Trial, The Castle, hingga Amerika.


Max mengaku bahwa ia sedikitpun tidak mengubah, mengotak-atik, dan sebagainya dari catatan-catatan pribadi Kafka tersebut. Hal yang ia lakukan hanya memperbaiki, menyunting, mengedit, dan memperbaiki ejaan. Ia juga menyusun bab per bab dengan hati-hati. Bahkan, menurut Max, tulisan yang ia terbitkan tersebut masih 10 persen dari semua tulisan Kafka yang belum dipublikasikan.


Setelah tiga novel tersebut, sejumlah catatan pribadi, cerita pendek, dan sebagainya juga satu per satu diperkenalkan ke publik. Nyatanya, Max Brod menjadi sosok di balik munculnya karya Kafka ke publik. Ia adalah sosok yang menjadikan Kafka sebagai penulis terpenting abad ke-20.


Meski demikian, tulisan Kafka sebenarnya jauh lebih banyak dari itu. Max Brod mengakui bahwa semasa hidup, terutama menjelang kematiannya, Kafka sudah banyak membakar tulisan-tulisannya sendiri. Selain itu, juga banyak catatan yang menurut Max adalah harta tak ternilai dari Kafka. Karena itu, ada banyak catatan tangan Kafka yang tetap disimpannya dan terus diwariskan ke anak-anaknya untuk disimpan dan dijaga.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post