close

Sunday, July 30, 2023

author photo


                                                                     "Mirrored Mind"
2005. 1h 1m 
Sebuah film oleh Gakuryu Ishii

Depresi adalah gangguan mood atau suasana, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, perasaan, aktivitas) seseorang yang ditandai dengan pikiran negatif pada diri sendiri, suasana hati menurun, kehilangan minat dan motivasi, pikiran lambaT serta aktivitas menurun. Depresi dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi dan pendidikan. Sutradara Gakuryu / Sogo Ishii menggarap film ini berdasarkan pada pengalaman mantan pacarnya sendiri. Sehingga film ini menangkap kondisi seseorang yang benar-benar depresi secara realistis, kendati sorotan-sorotan yang disajikan terkesan surealis khas karya-karya Sogo Ishii.


Film dimulai dengan gambar-gambar abstrak dan hingar bingar kota diiringi suara lonceng bergema dan meditatif yang terdengar seperti awalan musik tradisional Degung Bali dengan tempo lambat. Seorang wanita muda melintasi pertigaan Shibuya di luar stasiun. Dia kemudian duduk di samping jendela saat dia menceritakan masalah baru-baru ini yang dia alami untuk membedakan kenyataan dari fiksi. Pria yang dia ajak bicara tampaknya tidak simpatik, menyuruhnya mencari pekerjaan agar dia teralihkan dari masalah psikologisnya. 


Ternyata ini adalah adegan dari film yang sedang direkam, yang ditulis oleh wanita muda itu. Dia memberi tahu sutradara bahwa dia tidak merasa dialog atau adegan itu benar-benar menyampaikan apa yang dia inginkan. Dia juga kurang membantu, mengingatkannya bahwa mereka telah menghabiskan banyak uang dan karena tindakannya di masa lalu, sulit baginya untuk mendapatkan dana film. Dalam perjalanan pulang dia mampir ke agen perjalanan dan sambil melihat ke jendela seorang wanita muda misterius muncul di bahunya. Dia kembali ke apartemennya yang berantakan dan menuangkan banyak minuman untuk dirinya sendiri. Kemudian terlihat ia berkeliaran melalui serangkaian pemandangan indah yang diambil di Shibuya dan Bali, akhirnya bertemu dengan wanita muda dari kota di pantai.


Film ini memang terasa panjang meski berdurasi satu jam, dengan relatif sedikit kejadian. Namun, film ini terkesan sureal dan menghipnotis. Soundtrack lonceng sumbang memiliki aura religius, bergema dengan nada aneh yang menakutkan. Desain suara juga mengurangi kebisingan latar belakang untuk menonjolkan rasa keterputusan (diskoneksi) dari hiruk pikuk kota dan masyarakat.  Ceritanya memang memiliki twist di bagian akhir yang diatur dengan baik dan terbayar meskipun ada banyak hal yang harus dilalui sebelum sampai ke momen ini. Akting Miwako Ichikawa sebagai pemeran utama sangat luar biasa, benar-benar menangkap karakter wanita yang frustasi, kesepian, dan ketidakmampuan mewujudkan keinginannya sendiri.


Review Film Mirrored Mind

"Apakah kau merasa hidup? Aku tidak merasa hidup. Apalah itu kehidupan, aku tidak lagi merasa hidup."

    Miwako Ichikawa menghadirkan sosok yang memiliki rasa bermusuhan, kemarahan, kekecewaan pada diri sendiri maupun pekerjaannya. Ia kehilangan minat dan memiliki pandangan masa depan yang suram. Pada filmnya, sosok gadis yang diperankan Miwako Ichikawa menenggak begitu banyak pil setelah menghilang dan mengasingkan diri di pedesaan dan pinggir laut. Namun seolah ingin menyampaikan bahwa harapan hidup dan masa depan yang baik bukanlah tidak mungkin, percobaan bunuh diri gadis itu gagal dan ia terbangun di rumah sakit kemudian melanjutkan hidup setelah beberapa waktu berlalu.


Review Film Mirrored Mind

Saat ditonton, Mirrored Mind menghadirkan sebuah pengalaman estetis, ada sesuatu yang menyentuh dari psikologi protagonis. Tampaknya sang sutradara berusaha mengambil konsep menyembuhkan problematika kehidupan dengan menggunakan metafisik dan spiritiual.  Film ini menggunakan suara dan sinematik alam untuk menceritakan kisahnya. Pemandangan laut yang luas ditampilkan sebagai simbol dari hal lain yang tak terlukiskan, abadi, dan tidak dapat dipahami yang tampaknya ditakdirkan untuk dicari oleh umat manusia tanpa pernah menemukannya. 


Pemandangan kota sangat kontras dengan pemandangan alam dunia lain yang damai tempat protagonis kita melarikan diri. Akhir film menunjukkan bahwa hubungan dengan alam penting bagi manusia dan sesuatu yang banyak orang lewatkan. Filosofi sentral film tersebut, tercermin dalam judulnya bahwa dunia adalah cermin dari psikologi internal.


Konsep yang menarik dan sekali lagi film ini menyuguhkan open ending, memungkinkan penonton untuk mengambil keputusan sendiri atas alur dan akhir cerita. "Mirrored Mind" adalah salah satu film yang berat namun tetap dengan beberapa sinematografi dan desain suara yang memukau serta tentunya meski sangat amat disayangkan relateable dengan para penonton, yang berarti sebagian besar dari penonton kemungkinan mengalami depresi. Dan tak sedikit yang menjadikan film ini sebagai comfort zone, nah bagaimana menurut Anda?

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post