close

Monday, December 02, 2024

author photo
30 jenis majas


Oleh: Diah Irawati, S.S., M.Pd.


"Ganteng sekali kamu hari ini, tidak pernah menyisir rambut dan tidak juga mandi. Kalau kamu seperti itu terus, siapa yang mau menikah denganmu?"


Menyatakan sesuatu dengan kiasan, memberikan nuansa yang berbeda. Seperti contoh kalimat di atas, akan terasa jauh lebih menohok ketimbang langsung menggunakan pernyataan asli. Mengutip Marnetti [1], majas adalah gaya bahasa yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu. Sesuatu yang dimaksud adalah pesan asli, namun disampaikan dalam bentuk kiasan, perumpaan, ibarat, dan sebagainya.


Pertanyaannya, apa tujuan sebenarnya dari penggunaan majas? Nah, Sunarjo [2] berpendapat bahwa proses pemajasan berarti menggunakan teknik ungkap bahasa, yang pendayagunaannya menjadikan makna tidak mengarah ke makna harfiah kata-kata yang digunakan.


Dari pernyataan, tujuan penggunaan majas ada dua, yakni untuk menjadikan makna sesungguhnya menjadi lebih kuat. Bila ditujukan untuk mengejek, maka akan jauh lebih dalam mengejeknya. Bila ditujukan untuk bercanda, maka akan benar-benar terasa bercandanya. 


Tujuan kedua adalah mengindahkan bahasa. Bila digunakan di tulisan, maka tulisan tersebut akan menjadi lebih indah dan menarik di mata pembaca. Bila digunakan  dalam berbicara, maka akan semakin menarik cara berbicaranya. Sebagian besar majas digunakan di karya sastra, namun juga cukup banyak penggunaan majas di karya non-sastra.


Seperti yang disampaikan lewat penelitian Wiyanto et al [3], penggunaan majas juga digunakan untuk penyampaian informasi, baik itu berupa opini maupun fakta. Seperti contoh yang sering Anda lihat menjadi tajuk utama sebuah berita:


"Gerombolan bandit digelandang ke Mapolres"

"Bermain di Kandang, Indonesia Gunduli Arab Saudi"


Kenapa majas ini sering digunakan? Yah, terlihat judul tadi menjadi lebih menarik. Meski pembaca langsung tahu bahwa gerombolan bandit yang dimaksud itu dibawa ke Mapolres, sedangkan pada kalimat kedua, Indonesia yang dimaksud bukan sedang memotong rambut Arab Saudi. Pembaca menyadari secara langsung makna tersirat dari kalimat tersebut.


Karena itu, Rani [4] dalam artikelnya berpendapat bahwa majas akan menimbulkan keindahan tersendiri bagi sebuah tulisan. Sedangkan Widiyanto (dalam Fauzi, [5]) berpendapat bahwa majas adalah interpretasi subjektif seorang pengarang dalam mengejawantahkan apa yang (paling) ingin ia sampaikan lewat pilihan diksinya.


Cara Penggunaan


Efek yang ingin dicapai dengan penggunaan majas adalah "efek artistik". Bicara tentang artistik, mau tidak mau juga akan membicarakan tentang teknik dan style. Kalimat "biasa" dengan sentuhan majas akan menjadi "terstilir". Ratna [6] menyatakan bahwa bahasa kias alias permajasan pada kata-kata tertentu, ditujukan untuk memperoleh aspek keindahan.


Cara penggunaan majas adalah menggunakan kata-kata tertentu yang tidak mengarah pada makna harfiah. Nurgiyantoro [7] menyatakan bahwa kata-kata yang digunakan akan lebih condong pada makna yang tersirat atau penambahan/pelebaran makna.


Kursi, misalnya, secara harfiah berarti "tempat duduk yang berkaki dan bersandaran". Namun, penggunaan majas akan membuat adanya "pelebaran" makna menjadi kedudukan, atau jabatan.


"Tiga paslon bupati akan memperebutkan kursi kekuasaan dalam kontestasi Pemilu."


Secara umum, ada 30 jenis majas yang biasa digunakan dalam Bahasa Indonesia. Lebih lengkap, pembahasan tentang 30 majas tersebut dibahas oleh Pojok Seni lewat artikel berikut: Mengenal 30 Jenis Majas (Gaya Bahasa).


Sampai di sini dulu pembahasan majas secara sekilas. Anda bisa mengirimkan pertanyaan atau hal-hal lain yang dirasa menjanggal lewat kolom komentar di bawah artikel ini.


Editor: Adhyra Irianto


Referensi


[1]Marnetti. (2018). Majas pada Komentar Warganet dalam Berita ”Ahok Banjir Kiriman Karangan Bunga, Fadli Zon: Pencitraan Murahan” Pekan Baru: Balai Bahasa Riau, Vol.16 No.1 Juni 2018 
[2]Sunarjo. (2018). Majas dalam Novel Cinta dan Kewajiban Karya L. Wairata dan N.St. Iskandar: Kajian Stilistika dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. Vol.4, No.1 Tahun 2018 
[3]Joko Widiyanto, dkk. Pemakaian Majas dalam Rubrik Gagasan Surat Kabar Solopos dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMP Negeri 3 Sragen Surakarta: Prodi Magister Pengkajian Bahasa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Vol.12 No.2 Agustus 2013 
[4]Hendra Kasmi. (2020). KAJIAN MAJAS PADA ARTIKEL JURNALISME WARGA SERAMBI INDONESIA. Jurnal Metamorfosa. Volume 8, Nomor 2, Juli 2020 
[5]Ahmad Qari Fauzi, dkk. (2018). Analisis Penggunaan Majas pada Puisi Berjudul Memoir Hitam, Lagu Hitam, dan Selembar Daun karya Soni Farid Maulana. Bandung: IKIP Siliwangi. Volume 1 No.6, November 2018 
[6]NK. Ratna. (2008). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar 
[7]Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post