close

Friday, April 24, 2020

author photo
Anda mengalami gangguan pencernaan pasca minum susu? Mungkin Anda telah salah minum susu
PojokReview - Susu memang minuman yang menyehatkan, apalagi di tengah pandemi penyakit berbahaya seperti ini, maka minum susu sangat dibutuhkan. Masalahnya, tidak semua susu akan cocok dengan Anda.

Situs Mother Jones menulis bahwa 1 dari 4 orang di Amerika mengalami intoleransi laktosa. Orang-orang ini akan kurang baik dalam mencerna protein A1. Namun, ada berbagai jenis susu di Amerika, yang sangat tinggi kandungan protein tersebut, salah satunya susu dari sapi Holstein yang bisa ditemukan di Amerika dan Eropa. Alhasil, ada banyak keluarga yang awalnya minum susu setiap hari, sekarang justru terkena penyakit pencernaan.

Profesor Keith Woodford dari Universitas Lincoln, Selandia Baru menyebutkan adanya protein A1 dan A2 di dalam susu. Susu dari sapi yang hidup di Amerika, Eropa dan Australia memiliki susu yang mengandung protein A1 yang sangat tinggi. Sedangkan sebagian besar sapi Asia, Afrika, dan sebagian kecil di Amerika dan Amerika Selatan justru mengandung protein A2 di susu yang diproduksinya.

Meski bukti yang dipaparkan Prof Keith Woodford masih belum begitu meyakinkan, tapi setidaknya sudah ada 100 penelitian yang menunjukkan kaitan penyakit jantung, diabetes dan sebagainya terhadap protein A1 ini. Ada kebanyakan orang yang bisa mencerna protein A1, tapi tidak dengan A2. Begitu juga sebaliknya.

Laporan tersebut dituliskan Prof Woodford dalam bukunya yang berjudul Devil in the Milk: Illness, Health, and the Politics of A1 and A2 Milk. Buku tersebut memuat berbagai fakta mengejutkan tentang minuman sehat satu ini.


Hal itu sebenarnya diatasi oleh A2 Corp, salah satu perusahaan susu asal Australia dan Selandia Baru. Sebanyak 8% dari seluruh susu yang dijual di Australia dan Selandia Baru, adalah produk dari A2 Corp. Karena itu, A2 Corp juga merambah Eropa, salah satunya lewat brand Tesco di Inggris (dan negara persemakmurannya, Anda juga bisa menemukan susu Tesco ini di Malaysia).

Sayangnya, di Inggris, brand Tesco mendapatkan kritikan dari Otoritas Keamanan Makanan Eropa (semacam BPOM kalau di Indonesia). Tahun 2009, otoritas tersebut menyebut bahwa tidak ada masalah antara konsumsi A1 dan A2 dengan kesehatan, pencernaan dan sebagainya. Satu-satunya penelitian yang menunjukkan itu, menurut otoritas tersebut, justru didanai oleh A2 Corp. Jadinya, alih-alih sebagai temuan di bidang ilmu pengetahuan khususnya kesehatan, penelitian tersebut malah disebut sebagai strategi pemasaran.

Sebab, setelah info tentang protein A1 dan A2 tersebut tersebar ke publik, brand Tesco milik A2 Corp yang mendapatkan keuntungan dengan menguasai nyaris 18% pasar Inggris.

Terlepas dari debat antara protein A1 dan A2 yang masih belum menemui titik temu tersebut, setidaknya sudah banyak kasus yang menyebutkan bahwa tidak semua susu sapi bisa cocok untuk semua orang. Ada jenis-jenis yang berbeda, disesuaikan dengan geografis dan faktor lainnya.

Jadi, bila Anda merasakan ada gangguan tertentu pada tubuh Anda setelah rutin mengonsumsi susu, maka bisa jadi itu perkara yang sama, yakni protein A1. Segera ganti produk Anda dengan yang mengandung protein A2.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post