close

Monday, March 04, 2024

author photo
Merangkai Efek di Pedal Board dengan Susunan Klasik


Pojok Review - Seorang gitaris terkadang dilema ketika harus memutuskan menggunakan efek stompbox atau multiefek (digital). Namun, untuk dapat melakukan set efek untuk mengeluarkan suara yang diinginkan, ada banyak yang memilih menyusun efek stompbox secara manual di atas pedal board.


Sekarang, katakanlah Anda sudah membeli sejumlah stompbox seperti delay, distorsi, equalizer, chorus, flanger, tremolo, compressor, sustainer, dan booster ditambah pedal wah. Berarti total stompbox yang Anda miliki adalah sekitar 11 biji. Sekarang, bagaimana menyusunnya?


Apakah distorsi setelah delay, wah setelah compressor, booster setelah flanger, tremolo paling depan, dan sebagainya?


Sejumlah gitaris dan teknisi gitar mengatakan bahwa tidak ada aturan pasti untuk penyusunan stompbox di atas pedal board. Namun, selama ratusan tahun, rangkaian efek di pedal board sudah bisa dikatakan "sudah paten".


Kita asumsikan bahwa pembaca artikel ini sudah memiliki beberapa efek stompbox dan pedalboard-nya. Apabila belum punya, baca rekomendasi stompbox murah (di bawah 200 ribu rupiah) di artikel ini: 


Tips Menyusun Efek Gitar Sendiri untuk Pemula Beserta Rekomendasi Produk


Susunan klasik untuk pedal 


Bila Anda sudah membeli beberapa pedal tersebut, sekarang waktunya untuk mulai menyusun dengan susunan klasik. Susunan klasik pedalboard ini adalah susunan yang sudah "disepakati" sebagai susunan standar yang digunakan di studio rekaman.


Intinya, pedal board ini menjadi jalan sinyal suara dari gitar menuju ke ampli. Susunannya akan sangat memengaruhi kualitas suara yang dikeluarkan terakhir. Perlu dicatat juga bahwa perbedaan susunan akan menghasilkan suara yang sangat jauh berbeda.


Secara umum, semua pedal di atas kita bagi menjadi lima jenis kelompok efek stompbox. 


Lima Kelompok Efek Stompbox


Pembagian jenis efek ini berdasar dari apa saja fungsi utama efek tersebut. Selain itu, dasar berikutnya adalah apa efek yang ditimbulkan dari tone yang keluar dari gitar Anda.


Berikut kelima jenis tersebut (berdasarkan susunannya di pedalboard).


  1. Pedal Dinamika/Pitch
  2. Pedal Penghasil tone
  3. Pedal Modifikasi tone
  4. Pedal Replikasi/Pengulangan suara
  5. Pedal Ambience


Urutan Pertama: Pedal Dinamika/Pitch


Pedal pertama adalah pedal yang memengaruhi dinamika dan pitch. Pedal tersebut mesti diletakkan pertama setelah gitar. Kalaupun ada yang lebih dulu dari pedal jenis ini, itu adalah tuner.


Beberapa jenis efek stombox yang memengaruhi dinamika/pitch ini antara lain compressor, octave, dan pitch shifter. Efek compressor ialah efek yang berguna untuk membesar/mengecilkan suara dan gema dari suara gitar. 


Efek octave adalah efek yang bertujuan untuk menaikkan not yang Anda mainkan menjaid naik satu oktaf. Sedangkan efek pitch shifter adalah efek yang memiliki fungsi untuk menambah & mengurangi tonalitas yang datang dari sinyal input.


Bila Anda memiliki jenis-jenis efek tersebut, maka letakkan "mereka" di awal-awal dari gitar. Satu lagi pedal yang juga sangat memengaruhi dinamika dan pitch adalah pedal wah. Pedal satu ini justru harus berada di urutan paling pertama di susunan pedal Anda.


Urutan kedua: Pedal yang Menghasilkan tone


Pedal yang menghasilkan tone antara lain efek distorsi dan overdrive. Kedua efek ini memang "menciptakan suara" yang "berisik". Tahukah Anda, tadinya efek ini tercipta secara "tidak sengaja".


Yah, tadinya seorang gitaris di sebuah orkestra sangat terpukul karena suara dari ampli-nya tidak mampu mengalahkan suara alat-alat lain di pertunjukan tersebut. Gitaris tersebut membesarkan volume di amplinya sampai maksimal, yang menghasilkan suara yang berisik, kotor, namun terdengar asyik di telinga.


Setelah itu, gitaris lainnya mencoba mencari cara agar bisa menghasilkan suara yang sama. Saat itu, suara tersebut disebut "overdrive". Kemudian, mereka mendapatkan suara yang lebih "berisik" dengan gain yang lebih tebal


Urutan Ketiga: Pedal yang Memodifikasi Tone


Setelah pedal yang memengaruhi dinamika/pitch, dilanjutkan dengan pedal yang memproduksi tone, selanjutnya giliran pedal yang mampu/memiliki fungsi untuk memodifikasi tone. 


Pedal yang termasuk dalam kelompok ini antara lain pedal flanger, phaser dan chorus. Biasanya, chorus akan berada di antrian pertama, disusul phaser, dan terakhir flanger.


Efek chorus adalah efek berfungsi untuk menghasilkan suara yang seakan hadir dari lebih dari satu gitar. Efek flanger adalah efek menghasilkan suara yang mirip dengan suara "pesawat". Dan efek phaser berarti efek "pusaran" yang memberi perubahan suara pada beberapa tone menjadi lebih tebal dan keras, sedangkan yang lain terdengar melemah. 


Urutan Keempat: Pedal yang mereplikasi suara


Dua jenis efek yang paling cocok dengan kategori ini adalah delay dan looper. Bila efek looper berfungsi untuk merekam bagian permainan gitar dan bisa diulang-ulang hingga terus menerus.


Sedangkan efek delay berfungsi untuk memberikan kesan suara yang "tertinggal" atau diulangi dengan penundaan waktu tertentu. Karena itu, efek ini ditujukan untuk menghasilkan gema atau suara yang "memantul" seperti bila Anda berteriak di lembah.


Urutan kelima: Pedal yang menciptakan ambience


Untuk jenis efek yang cocok dalam kategori ini salah satunya adalah reverb. Reverb menjadikan suara yang masuk diberi efek "ruang". Reverb yang dihasilkan dari efek stompbox kerap disebut natural reverb (ambience), sedangkan reverb dari efek digital berbentuk delay.


Dari pedal yang berada di urutan kelima tadi, ujung jack gitarnya langsung mengarah ke ampli. Berdasarkan penjelasan tadi, susunan pedal tersebut bisa Anda lihat gambarnya di bawah ini.


Merangkai Efek di Pedal Board dengan Susunan Klasik
Merangkai Efek di Pedal Board dengan Susunan Klasik (Sumber: Roland Indonesia)


Nah itu tadi susunan efek stompbox di pedalboard yang sesuai dengan susunan klasik. Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa berkreasi demi mendapatkan suara yang paling Anda inginkan. Silahkan mencoba.


Artikel ini dipersembahkan oleh Pojok Seni | Wadah Seni Nusantara


Baca artikel terkait seni secara komprehensif di 

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post