close

Friday, September 10, 2021

author photo


pojokreview.com - Mendengar kisah kepahlawanan yang heroik, tentunya membuat hati kita terenyuh. Namun, bagaimana bila sosok pahlawan yang heroik bahkan meninggal di tempat karena menyelamatkan banyak orang. Yah, lebih tepatnya satu sekolah diselamatkan oleh bocah berusia 15 tahun!


Ia adalah Aitzaz Hassan. Tahun 2014 silam, ia adalah seorang pelajar di Distrik Hangu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Negara Pakistan. Tubuhnya besar, meski usianya masih 15 tahun saat itu. 


Tanggal 6 Januari 2014, seorang lelaki muda datang ke sekolahnya dengan modus ingin mendaftar menjadi siswa baru. Aitzaz Hassan melihat lelaki itu memiliki gerak-gerik yang mencurigakan, kemudian terus memperhatikannya dengan penuh selidik.


Apa yang ditemukan Aitzaz Hassan? Yah, ia melihat rompi yang berisi bom di pakaian lelaki mencurigakan itu. Pelaku itu menggunakan jaket dan tebal mencurigakan, karena ada bom di baliknya. Aitzaz Hassan kemudian berteriak mengatakan ada bom.


Tapi, apa yang dilakukan Aitzaz Hassan berikutnya sangat mengejutkan, apalagi untuk anak usia 15 tahun. Aitzaz Hassan bukannya lari menyelamatkan diri (seperti yang biasanya dilakukan oleh anak-anak seusianya), tapi Aitzaz Hassan berlari ke arah teroris tersebut lalu mendorongnya dan menjatuhkannya seperti pemain rugbi profesional.


Ia menjatuhkan teroris tersebut tepat di pagar sekolah, namun ia tak sempat menyelamatkan diri ketika bom di tubuh teroris itu meledak saat itu. 


Yah, teroris tersebut berencana untuk melakukan bom bunuh diri di sekolah Aitzaz Hassan. Tercatat ada sebanyak lebih dari 2.000 orang di dalam sekolah tersebut, mulai dari guru, siswa, hingga penjaga sekolah. Semuanya selamat, hanya teroris itu yang mati di tempat dan Aitzaz Hassan yang sekarang dalam keadaan kritis.


Semua orang yang melihat kejadian itu langsung mencoba menyelamatkan nyawa Aitzaz Hassan. Ia dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun malangnya, ia tak mampu diselamatkan. Aitzaz Hassan yang menyelamatkan ribuan nyawa itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.


Menjadi Pahlawan Nasional


Kejadian tersebut sontak mengejutkan satu negara Pakistan. Perdana Menteri Pakistan saat itu Nawaz Sharif juga menyampaikan pada Presiden Pakistan Mamnoon Hussain untuk memberikan penghargaan keberanian atau dalam bahasa setempat bernama Sitara-e-Shujjat pada Aitzaz Hassan.


Ia juga diangkat menjadi salah satu pahlawan nasional Pakistan. Lalu, muncul pertanyaan, apa yang mendasari teroris ingin menghancurkan satu sekolah tersebut, hingga merenggut nyawa Aitzaz Hassan?


Dugaan sementara karena sekolah tersebut, juga daerah sekitarnya, mayoritas pemeluk Islam Syiah. Lupakan dulu tindak tidak manusiawi yang dilakukan teroris tersebut, kembali lagi ke pahlawan Pakistan, Aitzaz Hassan.


Pernyataan ayah Aitzaz Hassan pasca kejadian itu menjadi sebuah pernyataan yang terkenal. Ayah Aitzaz Hassan berkata, "anak saya membuat ibunya menangis, tapi ia menyelamatkan ratusan ibu lainnya dari menangisi anak-anak mereka."


Kisah Aitzaz Hassan ini kemudian di beberapa tahun terakhir diangkat menjadi film, antara lain Salute the Movie (2016), dan Aitzaz, The Brave (2018). 

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post