close

Sunday, July 27, 2025

author photo
Benarkah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat?


Intermittent fasting (IF) belakangan menjadi metode populer bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan tanpa harus menghitung kalori secara ketat atau mengikuti diet ekstrem. Metode ini melibatkan pengaturan waktu makan dan puasa dalam satu hari atau minggu, bukan membatasi jenis makanan tertentu. Tapi, apakah IF benar-benar lebih cepat menurunkan berat badan dibandingkan metode lain?


Bagaimana Intermittent Fasting Bekerja?


Secara fisiologis, saat tubuh berpuasa selama beberapa jam, kadar insulin akan turun dan tubuh mulai mengakses cadangan energi dari lemak. Dalam kondisi puasa, tubuh mengalami apa yang disebut dengan "lipolisis", yakni pemecahan lemak menjadi energi. Hal ini yang menjadi dasar dari klaim bahwa IF lebih efektif membakar lemak tubuh.


Ada beberapa jenis pola intermittent fasting yang populer, di antaranya: 

  • pola 16:8 (puasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam)
  • pola  5:2 (makan normal selama lima hari dan puasa rendah kalori dua hari dalam seminggu)
  • pola Eat Stop Eat (puasa 24 jam dua kali seminggu). 


Dalam semua pola ini, tujuan utamanya adalah memberi tubuh waktu cukup lama untuk masuk ke dalam keadaan metabolik yang efisien dalam membakar lemak.


Namun, efektivitas IF sangat tergantung pada konsistensi, jenis makanan yang dikonsumsi saat waktu makan, serta keseimbangan antara kalori masuk dan keluar. Meskipun seseorang hanya makan dalam jendela 8 jam, konsumsi makanan tinggi kalori dalam periode itu tetap bisa menggagalkan upaya penurunan berat badan.


Sejumlah Riset tentang Intermitten Fasting


Benarkah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat?


Sejumlah studi ilmiah telah mencoba membandingkan efektivitas intermittent fasting dengan diet konvensional. Sebuah studi dalam jurnal JAMA Internal Medicine tahun 2020 menyebutkan bahwa IF menghasilkan penurunan berat badan yang mirip dengan metode diet pembatasan kalori harian. Dengan kata lain, IF tidak secara otomatis lebih cepat, tapi bisa lebih mudah dijalani bagi sebagian orang karena tidak mengharuskan penghitungan kalori secara detil.


Penelitian lain yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa intermittent fasting tidak hanya berpengaruh pada berat badan, tetapi juga pada perbaikan metabolisme, tekanan darah, resistensi insulin, dan bahkan potensi peningkatan umur panjang. Ini membuat IF menarik bukan hanya sebagai metode diet, tetapi sebagai pola gaya hidup.


Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil tiap individu bisa berbeda. Beberapa orang merasa lebih mudah mengontrol nafsu makan dengan IF, sementara yang lain justru mengalami keinginan makan berlebih setelah fase puasa, sehingga gagal mencapai defisit kalori yang dibutuhkan untuk menurunkan berat badan.


Intermitten Fasting itu Efektif, Tapi Bukan Jalan Pintas


Benarkah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Berat Badan Lebih Cepat?


Intermittent fasting memang terbukti secara ilmiah bisa membantu penurunan berat badan dan perbaikan metabolisme, tetapi bukan jaminan bahwa berat badan akan turun lebih cepat dibandingkan metode lain. Kunci utamanya tetap pada konsistensi, kualitas makanan, dan pengaturan gaya hidup secara keseluruhan.


IF bisa menjadi alat bantu yang efektif, terutama bagi mereka yang tidak cocok dengan pola diet ketat atau tidak ingin repot menghitung kalori. Namun, tanpa perubahan pola hidup yang lebih sehat secara umum, hasil yang diperoleh kemungkinan hanya bersifat sementara.


Bagi siapa pun yang tertarik mencoba IF, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter tetap dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, gangguan makan, atau tekanan darah rendah. Karena pada akhirnya, keberhasilan diet bukan ditentukan oleh seberapa cepat berat badan turun, melainkan seberapa lama hasilnya bisa dipertahankan secara berkelanjutan.

This post have 0 komentar

This Is The Newest Post
Previous article Previous Post