close

Monday, September 14, 2020

author photo
Kota Varosha di pinggir laut Mediterania


pojokreview.com - Pernah mendengar nama kota Varosha, di Provinsi Famagusta, di pulau Siprus? Kota ini merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di dunia pada era 1970-an. Sampai akhirnya, tahun 1974 terjadi perang antara Turki dengan Yunani memperebutkan wilayah ini.


Varosha berada di pinggir pantai Glossa, Laut Mediterania pulau Siprus. Pantai yang indah khas pantai Mediterania, laut biru dan jalanan yang asri membuat daerah ini ramai dikunjungi wisatawan dunia, termasuk tokoh-tokoh beken dari Amerika di era itu. Hasilnya, untuk mendukung perekonomian, berdirilah hotel-hotel megah di pinggiran pantai kota Varosha. Mulai dari Hotel King George, Hotel The Asterias, Hotel The Grecian, Hotel The Argo, dan Hotel The Florida yang merupakan hotel elit bintang 5 dengan gedung yang tinggi menjulang.


Di sekitaran itu, juga banyak pusat perbelanjaan dan hiburan. Mulai dari mall, restoran, klub malam, bar dan sebagainya. Kedatangan tentara Turki di tahun 1974 melakukan invasi ke Siprus mengubah segalanya. Awalnya, ada kudeta yang merencanakan pulau Siprus ini akan menjadi wilayah Yunani. Namun hal itu memancing kedatangan tentara Turki. 


Hasilnya, Siprus terbelah menjadi dua. Separuh adalah Republik Siprus, separuhnya lagi Siprus Turki alias Siprus Utara. Seluruh dunia hanya mengakui Republik Siprus. Sedangkan Siprus Utara hanya diakui oleh Turki saja. 


Tentara Turki baku hantam dengan tentara Siprus Yunani di daerah jalan-jalan utama Varosha dan Famagusta. Hasilnya, warga di Varosha melarikan diri dibantu oleh pangkalan militer Inggris yang kebetulan berada di dekat itu. Namun tentara Turki dalam jumlah besar dan kekuatan yang sangat besar masih berada di Varosha, sehingga tak ada yang bisa bertahan di kota itu. Semuanya kabur tanpa sisa.


Ketika semua telah melarikan diri dari Varosha, maka kota itu kosong dan menjadi kota hantu. Bangunan-bangunan megah menjulang di pinggir pantai berubah menjadi gedung besar yang terbengkalai. Sampai akhirnya satu persatu bangunan gedung dan rumah warga menjadi rusak. Warga dan pengusaha merugi sampai ratusan juta dollar.


Semua pasukan Siprus Yunani di Varosha mundur. Kota itu dikuasai Siprus Turki (North Siprus) dan semua akses masuk ke kota itu ditutup. Hanya tentara Turki dan PBB saja yang boleh masuk.

Akses masuk ke Varosha ditutup oleh Turki

Puncaknya terjadi di tahun 1997 sampai 1998, ketika krisis rudal Siprus. Varosha diancam rudal apabila pemerintah negara Siprus tidak mundur dari sekitaran Varosha. Maka resmilah kota Varosha menjadi kota hantu yang kosong melompong.


Penduduk Varosha mencapai 39 ribu jiwa di tahun 1974, merosot menjadi hanya 226 orang saja di tahun 2011. Itupun berisi tentara dan orang-orang dari PBB. Sempat terjadi diskusi alot tentang kota itu, tepatnya ketika Siprus Yunani meminta kompensasi pada Siprus Utara untuk ganti rugi kota itu. 


Dibuka Kembali Dalam Konsep Eco-City


Tampilan tengah kota Varosha yang sudah menjadi kota hantu

Tahun 2017, pantai Varosha akhirnya direncanakan akan segera dibuka lagi. Tapi secara ekslusif dan hanya warga Turki dan Siprus Utara saja yang boleh datang berkunjung dan membuat usaha di sana. Di tahun 2019, akhirnya pemerintah Siprus Utara mengumumkan akan membuka kembali Varosha bisa ditinggali pada tahun 2020 akhir.


Untuk itu, dimulailah analisis inventaris sejak tahun 2019 dan membuka rencana orang-orang dari Siprus Yunani bisa kembali membuka usaha dan tinggal di Varosha dengan syarat kontrak sewa. Awal tahun 2020 studi inventaris bangunan selesai dan akhirnya ada pertemuan di awal tahun 2020 yang memeprtemukan para pejabat di Siprus Utara untuk kembali membuka Varosha yang telah menjadi kota hantu selama 46 tahun.


Dana akan dipinjam dari Uni Eropa apabila dibutuhkan, demi membangun lagi kota hantu tersebut. Semua direncanakan dengan begitu baik, dengan kemungkinan masa menjadi kota hantu akan berakhir di tahun 2020. Dan rencananya, kota ini akan dibangun ulang dengan konsep eco-city.


Sayangnya, pandemi segera datang setelah itu. Turki menutup kembali negaranya untuk memutus rantai penularan Covid-19. Pertanyaannya, bagaimana nasib kota hantu Varosha? Apakah ia bisa dibangkitkan lagi dari kubur di tengah pandemi ini?  Dan apakah konsep eco-city tersebut bia menghidupkan kembali kota hantu ini? Kita tunggu saja apa yang akan terjadi pada kota hantu satu itu.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post