close

Saturday, September 30, 2023

author photo

 


Ghost dikenal karena sandiwara panggung dan latar belakang cerita yang rumit. Menurut mitologi band itu sendiri, “Mary on a Cross” dimulai pada tahun 1969. Itu adalah bagian dari versi awal Ghost yang mencoba gelombang psikedelik di akhir tahun 60an. Band versi ini dipimpin oleh seorang tokoh bernama Papa Nihil. Bertentangan dengan narasi fiksi band, lagu tersebut sebenarnya ditulis dan direkam setelah album mereka tahun 2018, “Prequelle.” Lagu ini dirilis pada tahun 2019 sebagai bagian dari Album Infestissuman dan single “Seven Inches Of Satanic Panic” bersama lagu lain, “Kiss The Go-Goat.” 


Video musik untuk “Mary on a Cross” menampilkan campuran cuplikan langsung dan gambar-gambar nyata yang meresahkan. Video dimulai dengan gambar band membawakan lagu tersebut di atas panggung, dengan penyanyi utama Papa Emeritus II mengenakan jubah khas kepausannya. Seiring perkembangan lagu, video dipotong menjadi serangkaian gambar abstrak, termasuk foto seorang wanita berpakaian putih, pola kotak-kotak hitam putih, dan salib yang dibakar. Salah satu elemen visual yang paling mencolok dalam video tersebut adalah penggunaan ikonografi dan simbolisme keagamaan. Wanita berpakaian putih dapat diartikan sebagai representasi Bunda Maria, sedangkan salib yang terbakar menunjukkan kritik terhadap agama yang terorganisir dan cara-cara yang digunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan dan penindasan sepanjang sejarah.


Lagu ini juga seperti mengandung unsur penghujatan, terutama jika kita mempertimbangkan referensi untuk “Holy Mary” dan Maria Magdalena. Gereja mula-mula menyebut Maria Magdalena sebagai seorang pelacur, dan lagu tersebut tampaknya memainkan gagasan ini dengan cara yang mengejutkan. Lirik lagunya sangat menggugah. “We were speeding together down the dark avenues, but besides all the stardom, all we got was blues.” Lirik yang paling mencolok adalah bagian refrainnya: “You go down like Holy Mary, Mary on a cross”, sebuah perpaduan gambaran Alkitab dan seksual yang terdengar provokatif.


Menurut Tobias Forge Maria belum tentu berarti Maria, ibunda Yesus. Hal itu bisa merujuk kepada Maria Magdalena, yang dinyatakan sebagai pelacur yang mungkin adalah istri Yesus – hanya sebagai simbol seseorang yang terlihat seperti satu hal tetapi sebenarnya memiliki niat lain dan melakukan hal lain. Seseorang yang dipandang sebelah mata. Hal ini menjadikannya lagu Mary on A Cross sebuah perdebatan dan timbulnya interpretasi yang tak ada habisnya.


Penafsiran lain mengenai “Maria di Salib” adalah bahwa ini berfungsi sebagai kritik terhadap dogma agama. Penggunaan ikonografi dan simbolisme agama dalam lagu tersebut dapat dilihat sebagai komentar tentang bagaimana agama terorganisir digunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan dan penindasan sepanjang sejarah.


Penyaliban perempuan dapat diartikan sebagai simbol penggunaan tokoh agama untuk mengontrol dan memanipulasi orang. Referensi yang berulang-ulang mengenai malaikat dan orang suci dapat dilihat sebagai kritik terhadap pemujaan terhadap selebriti yang sering terjadi pada para pemimpin agama, dengan penyaliban wanita sebagai pengingat akan bahayanya blind faith (kondisi di mana individu tidak dapat menggunakan logika untuk mengkritisi apa yang dia percayai). Penyaliban perempuan, dalam konteks ini, mewakili bahaya ekstremisme agama dan cara-cara yang dapat digunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan dan penindasan.


Namun jika kita melihat sisi positifnya, lagu “Mary on a Cross” adalah penggambaran kehidupan sebagai perjuangan yang tak terhindarkan yang pada akhirnya akan ada balasan yang sepadan dari Tuhan. 


But through all of that sorrow
We were riding high
And the truth of the matter is
I never let you go, let you go


Jika dikaitkan dengan Bunda Maria ataupun Maria Magdalena maka lirik ini seolah menyampaikan dengan penderitaan Bunda Maria yang seorang diri dalam hidupnya ataupun Maria Magdalena yang awalnya adalah seorang pelacur yang menderita, keduanya dalam kisah ini mendapat kebaikan dari Tuhan. Bunda Maria yang perawan dikarunia anak dan Maria Magdalena dalam kisahnya di mana para elite gereja Kristen awal, sempat menempatkan Maria Magdalena sebagai pelacur dan menderita akibat kekuasaan sewenang-wenang kerajaan Romawi berdoa agar didatangkan seorang penyelamat umat yang akhirnya berjumpa dengan Yesus. Yesus berhasil mentransformasi dan menyembuhkan luka batin Maria Magdalena. Dari situlah Maria Magdalena yakin bahwa Yesus adalah mesias yang diharapkan. Katherine L. Jansen, asisten profesor sejarah di Catholic University, AS mengaitkan pemulihan Maria Magdalena dengan sebuah pernyataan dari masa itu bahwa ia "dikelilingi tujuh setan". Menurut Jansen , istilah setan pada masa itu merujuk pada segala kondisi fisik dan psikis yang negatif yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak bisa dijelaskan orang-orang. Contohnya adalah berbagai jenis gangguan mental yang meliputi adiksi, sikap obsesif kompulsif, psikosis, dan maniak. 


Lagu “Marry on a Cross” ini juga memberi gambaran tentang seseorang yang setia mendampingi orang lain, dimana orang tersebut akhirnya terjebak di dalam lingkaran setan. Lingkaran setan di sini lebih merujuk kepada sebuah adiksi, adiksi narkoba. Pelafalan “Mary on a” terdengar seperti “Marijuana” yang berarti ganja.


If you choose to run away with me

I will tickle you internally

And I see nothing wrong with that


Pada lirik diatas ada kalimat ajakan, yang bisa dimaknai seseorang yang ingin melarikan diri dari kenyataan atau pun permasalahan yang ada untuk mencoba narkoba dan akhirnya justru dibuat ketagihan dan seiring waktu menganggap hal itu bukan hal yang salah dan sulit keluar dari lingkaran setan tersebut. Hal ini bisa juga berkaitan dengan era tahun 1960-an yang memang generasi mudanya begitu terdorong untuk mengeksplorasi hal seperti narkoba. 


Bagaimanapun, saat ini, Tobias Forge tampaknya tidak memberikan pernyataannya secara khusus tentang arti 'Mary on a Cross', karena ia ingin lagu tersebut berbicara sendiri, bersifat ambiguitas, dan memiliki maknanya masing-masing bagi setiap pendengar. Nah, bagaimana makna Mary on A Cross versi kamu?

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post