close

Friday, February 23, 2024

author photo
Ilustrasi Mumi
Ilustrasi Mumi

Pojok Review - Apa yang paling dikenal dari negara Mesir kuno? Yah, bangunan raksasa seperti Piramida dan Sphinx menjadi artefak mewah yang memperkenalkan peradaban Mesir kuno pada dunia. 


Tapi ada satu hal yang paling dikenal dari Mesir kuno, yakni mumi. Semua artefak mewah yang disebutkan di atas, semuanya juga ditujukan untuk memperlakukan orang-orang yang sudah mati dengan cara yang paling mengesankan.


Mayatnya diawetkan dengan balsem, sedangkan kuburannya dibangun ribuan tahun. Mumi menjadi salah satu teknologi temuan orang Mesir kuno yang menjadi trade-mark mereka.


Pertanyaannya adalah, kapan dan bagaimana orang-orang Mesir kuno terpikir untuk membuat mumi ini?


Ini terjawab dari penelitian Stephen Buckley, dari Universitas York di Inggris. Ia menulis (bersama rekan-rekan peneliti di York University) beberapa artikel ilmiah sebagai hasil penelitian tersebut. Salah satunya yang diterbitkan di jurnal Plos One, salah satunya berjudul Evidence for Prehistoric Origins of Egyptian Mummification in Late Neolithic Burials (2014).


Jurnal ini menyebutkan bahwa proses memumikan orang mati atau mumifikasi (mumification) sudah ditemukan berasal dari tahun 4.300 SM. Dan, awalnya proses diduga karena tidak sengaja. 


Buckley dan rekan-rekannya menemukan pembungkus mumi di sekitaran pemakaman Mesir kuno. Lokasi tersebut saat ini dikenal dengan nama Mostagedda, berjarak sekitar 320 km dari Kairo, ibukota Mesir.


Pembungkus mumi inilah yang kemudian diuji, dan ditemukan "balsem" alias resin yang biasa digunakan untuk mumifikasi. Bahan resin tersebut adalah campuran dari lilin, getah tumbuhan, lemak hewani, dan minyak tumbuhan. 


Kabar ini sebenarnya cukup mengejutkan. Karena bila proses mumifikasi ini telah ada sejak tahun 4.300 SM atau sekitar 6.300 tahun yang lalu, itu berarti teknologi "mumi" ini jauh lebih tua dari piramida (piramida tertua dimulai pembangunannya pada 2.700 SM). 


Juga lebih tua dari huruf hieroglif yang baru ditemukan dan dikembangkan pada tahun 3.300 SM. 


Lebih hebatnya lagi, hal ini juga membantah bahwa mumifikasi hanya ditujukan untuk raja (Firaun). Firaun pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno adalah Namer (nama asli) atau dikenal sebagai Firaun Menes. Firaun Menes baru menjadi Firaun dan membangun peradaban Mesir pada tahun 3000 SM.


Proses Mumifikasi Natural


Kapan mumi pertama kali dilakukan


Seperti yang disebutkan di awal, proses mumifikasi paling pertama ternyata terjadi secara natural. Alias, dilakukan oleh alam.


Itu yang dipelajari oleh orang Mesir kuno, sehingga bisa dilakukan berulang kali. Hal itu juga dikatakan oleh Salima Ikram, seorang profesor yang membahas tentang Mesir kuno di American University, Kairo.


Bila proses mumifikasi pertama kali dilakukan pada tahun 4.300 SM, maka mumi yang pertama ditemukan kemungkinan berasal dari tahun 5.000. Baik Buckley maupun Ikram bersepakat bahwa awalnya orang Mesir kuno menguburkan mumi di gurun. 


Mumi tersebut dikuburkan di tanah tanpa persiapan apapun, namun secara natural menjadi mumi. Bayangkan saja, mayat dimasukkan ke dalam kuburan berpasir, tanpa peti, juga tidak mengandung air. Namun, malah jadi mumi.


Berikutnya, para ilmuwan Mesir kuno mencoba bagaimana agar mayat berikutnya juga bisa menjadi mumi tanpa harus dikubur jauh-jauh di tengah gurun, dan tanpa disimpan dalam peti. Perlu dicatat bahwa mayoritas orang Mesir kuno mulai menurun kebiasaan untuk membuat mumi saat agama Kristen masuk ke Mesir di abad ke-2. Semakin lama semakin habis ketika agama lain, seperti Islam, masuk ke Mesir.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post