close

Tuesday, June 01, 2021

author photo


pojokreview.com - Nicholas Copernicus mengenalkan dan mengembangkan teori heliosentrisme ketika beliau masih hidup sekitar tahun 1490-1540. Namun, percaya atau tidak, masih ada juga yang percaya bahwa bumi adalah pusat alam semesta, dan bentuknya datar seperti permadani yang digelar, di era teknologi seperti saat ini.


Sebenarnya, sangat mudah sekali cara mematahkan kaum yang percaya bahwa bumi berbentuk datar ini. Tinggal kirimkan saja mereka ke luar angkasa, lalu lihat saja sendiri bentuk bumi dari luar sana. Namun, mengirim seseorang yang bukan astronot ke luar angkasa, bukan?


Pertanyaannya, apakah sudah ada yang pernah mengirimkan para pendukung bumi datar ke luar angkasa? Ternyata sudah ada, dan kisahnya cukup unik. Kejadian ini terjadi di Turki di tahun 1966 lalu. Bagaimana ceritanya?


Adalah Jenderal Faruk Guventurk, seorang tentara di Turki. Beliau lahir di Nidge, Turki pada tahun 1912, dan lulus dari Akmil (Akademi Militer) tahun 1933. Tahun 1966, atau 3 tahun sebelum ia pensiun, Jenderal Faruk Guventurk melakukan sesuatu yang mencengangkan, sekaligus mengejutkan.


Ada sekelompok pemuka agama, imam, dan pemimpin kelompok agama yang dikirimnya ke ketinggian. Memang tidak sampai ke luar angkasa, tapi mereka naik pesawat terbang hingga ketinggian yang benar-benar tinggi. Tujuannya adalah, agar orang-orang yang percaya bahwa bumi berbentuk datar tersebut bisa melihat garis lengkung (horizon) dan percaya bahwa bumi berbentuk bulat.


Jadi ceritanya, orang-orang tersebut naik ke ketinggian dan bertahan di atas sana selama 4 jam lebih. Lalu, ketika 4 jam berlalu, semua orang yang naik di pesawat tersebut mengaku percaya bahwa bumi itu bulat, dari apa yang mereka lihat di ketinggian.


Dua Versi


Namun, setelah kejadian tersebut, muncul dua versi cerita tentang orang-orang yang naik ke ketinggian tersebut. Beberapa mengatakan bahwa mereka benar-benar melihat garis lengkung yang menandakan bahwa bumi itu bulat di atas ketinggian tersebut.


Karena melihat lengkungan itulah, orang-orang yang percaya bumi itu datar menjadi patah arang. Mereka kemudian meyakini bahwa bumi memang berbentuk bulat, dan lengkungan bumi hanya bisa dilihat ketika berada di ketinggian.


Namun versi kedua cukup menarik, karena seperti antithesis dari cerita di atas. Disebutkan bahwa para flat-earther (kaum yang percaya bumi itu datar) berada di ketinggian selama berjam-jam, tepatnya di pesawat terbang militer. Di sekitar mereka adalah militer dan tentunya bersenjata. 


Setelah 4 jam, para flat-earther yang ada di atas pesawat itu menyerah. Entah karena takut akan dilemparkan dari ketinggian, atau mungkin sudah menyerah karena berjam-jam ada di atas ketinggian. Akhirnya, daripada mereka terus harus berada di atas ketinggian dengan berbagai risiko yang harus ditanggung, mereka mengalah. Para flat-earther itu akhirnya mengaku bahwa bumi bulat, meski tidak sempat melihat dengan detil garis lengkung bumi, atau justru tak tergoyahkan kepercayaannya bahwa bumi itu datar.


Jadi, Anda mau percaya versi yang mana?

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post