close

Tuesday, February 16, 2021

author photo


PojokReview.com - Sekitar tahun 880 masehi hingga akhir abad ke-12, ada sebuah negara bernama Kerajaan Rus Kiev atau dalam bahasa Rusia disebut Kievskaya Rus. Wilayah negara tersebut saat ini termasuk di Negara Belarusia, separuh Rusia bagian timur dan juga wilayah Ukraina.


Kerajaan ini hancur lebur di abad ke-13 karena serangan bangsa Mongol yang saat itu nyaris menguasai sebagian besar benua Asia di bawah pimpinan Genghis Khan. Namun, bukan cerita tentang kerajaan yang menjadi cikal bakal negara Slavia modern tersebut yang akan diulas kali ini. Tapi sebuah kisah tragis pembantaian umat manusia yang dilakukan oleh kerajaan tersebut.


Adalah suku Drevlian yang menghuni sekitaran Kota kuno Iskoroten, saat ini termasuk dalam wilayah Kota Kiev, Rusia. Sebuah kejadian mengerikan terjadi di kota itu dan pelakunya adalah Princess Olga of Kiev, permaisuri di kerajaan Rus Kiev.


Olga of Kiev, meski dikenal sebagai salah satu orang suci (saint) dari Rus Kiev tapi, ia juga terkenal dengan kekejamannya. Ia adalah pelaku utama pembakaran dan pembantaian ribuan orang di kota Iskoroten, yakni tempat tinggal Suku Drevlian.


Latar Belakang: Kesalahan Suku Drevlian dan Dendam Kusumat sang Permaisuri


Suku Drevlian yang tinggal di kota Iskoroten, berada di dalam kekuasaan Rus Kiev. Jadi, mereka harus membayar pajak alias upeti pada kerajaan. Saat itu, raja Rus Kiev adalah Prince Igor of Kiev.


Prince Igor mendapatkan laporan bahwa suku Drevlian menolak untuk membayar pajak pada kerajaan lagi. Karena itu, Prince Igor sendiri yang turun ke Iskoroten dan mencari pemimpin suku Drevlian untuk menuntut pembayaran pajak yang sudah lama tidak dilakukan.


Tapi, sambutan Suku Drevlian pada seorang raja mereka justru tak diduga. Mereka membunuh Prince Igor yang datang ke Iskoroten. 


Pembunuhannya juga sangat kejam! Prince Igor diikat ke sebuah pohon yang ditarik dengan tali agar condong ke tanah. Salah satu tangan Prince Igor diikat ke pohon itu, begitu juga salah satu kakinya. Sedangkan tangan dan kaki yang lain diikatkan ke pohon lain yang berukuran besar.


Berikut ilustrasi proses pengikatan Prince Igor ke batang pohon tersebut. 


Lalu, tali yang menahan pohon tersebut agar condong ke tanah langsung dilepaskan. Maka, Anda tahu apa yang terjadi? 


Yah, tangan dan kakinya sebelah kanan tertarik oleh pohon yang melengkung tersebut. Sedangkan tangan dan kakinya sebelah kiri tertahan oleh satu pohon yang kokoh dan tidak bergerak. Itu artinya, tubuhnya terbelah dua ketika tali yang menahan pohon melengkung itu dilepaskan!


Bukan main, kejam sekali yang dilakukan Suku Drevlian. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Suku Drevlian sudah tidak mau lagi membayar pajak yang dimaksud dan marah pada raja karena terus-terusan dimintai pajak meski sedang musim paceklik.


Saat itu, Prince Igor meninggalkan seorang istri yang masih muda bernama Olga of Kiev. Ia juga meninggalkan seorang anak satu-satunya yang masih berusia sangat kecil. Yah, perlu dicatat juga bahwa usia Prince Igor ketika mendapat perlakuan kejam tersebut justru sangat muda.


Pangeran dari Drevlian Melamar Olga of Kiev


Namun ulah Suku Drevlian belum cukup sampai di situ. Mungkin kerajaan Kev Rus sudah menyadari bahwa raja mereka telah mati. Tapi, mungkin saja pihak kerajaan masih belum tahu siapa pelakunya.


Tapi, Princess Olga menjadi tahu siapa pelakunya setelah rajanya tak pulang beberapa lama, tiba-tiba ada utusan dari Kota Iskoroten yang mewakili Prince Mal (Kepala Suku Drevlian) untuk melamar Olga of Kiev.


Saat itu, Olga of Kiev menjadi ratu sementara, karena anak mereka masih terlalu kecil untuk menggantikan ayahnya. Maka, dendam sang ratu pada suku Drevlian akhirnya mulai memanas. Terlebih, seiring berjalannya waktu, Olga of Kiev tahu bahwa suaminya dibunuh dengan cara yang begitu kejam dan menjadi tontonan orang ramai.


Utusan yang datang untuk melamarnya itu diterima dengan baik, lalu dibiarkan masuk istana. Sampai ke dalam istana, mereka dikepung hingga tidak bisa keluar. Utusan yang datang ini kemudian dimasukkan ke dalam lubang lalu dikubur hidup-hidup oleh prajurit atas perintah Olga of Kiev.


Pembantaian dan Pembakaran Kota


Suku Drevlian tak tahu kenapa utusan yang dikirimkan tidak juga kembali. Padahal, sudah terlalu lama mereka pergi.


Maka, utusan yang kedua terdiri dari puluhan prajurit kembali datang ke istana masih dalam misi yang sama; melamar Olga of Kiev.


Olga of Kiev mengirimkan surat pada suku Drevlian (bahkan sebelum para utusan datang) yang berisi ia akan menjawab lamaran tersebut di Iskoroten, di tempat di mana suaminya menghembuskan nafas terakhir. Karena itu, Olga of Kiev berencana datang ke kediaman Drevlian untuk membuat acara perjamuan, minum anggur dan berdoa sebagai bentuk rasa berkabung atas meninggalnya Prince Igor.


Surat balasan datang, bahwa Suku Drevlian siap menerima kedatangan Olga of Kiev lewat surat yang dikirim oleh burung merpati. Saat itu, utusan kedua untuk melamar Olga of Kiev tiba di istana.


Sebelum masuk ke istana, para utusan ini diajak ke sebuah rumah pemandian untuk bersantai dan melepas lelah seusai perjalanan jauh. Tapi, setelah semuanya masuk ke dalam rumah pemandian itu, semua pintu dan jendelannya ditutup dan dikunci dari luar. Kemudian, dibakar hingga para utusan kedua mati terbakar.


Penghancuran Iskoroten dan Pembantaian Suku Drevlian


Puncak dari semua kemarahan Princess Olga of Kiev ditumpahkan di kota Iskoroten, tempat suaminya meregang nyawa dengan cara yang sangat tidak manusiawi itu. Olga of Kiev datang ke Iskoroten dan membuat pesta anggur di sana.


Prajurit yang ia bawa sangat banyak, bahkan berlipat-lipat dari jumlah penduduk di Iskoroten. Jelas, Olga of Kiev membawa misi balas dendam. Benar saja, mereka menunggu tengah malam sampai para prajurit dan warga Iskoroten, alias para suku Drevlian ini mabuk berat.


Ketika para prajurit Drevlian sudah mabuk, maka penyerangan dimulai. Atau lebih tepatnya, dibantai. Sejarah mencatat lebih dari 5000 orang, baik itu prajurit maupun warga biasa di suku Drevlian yang dibantai prajurit kerajaan.


Apakah cukup sampai di situ? Bukankah suku Drevlian sudah punah? Ternyata belum cukup. Olga of Kiev masih belum puas kalau kota yang mengkhianati suaminya itu masih tetap ada dan berdiri. Maka, Olga of Kiev membakar seluruh kota tersebut.


Cara membakarnya sangat unik, ia menyiapkan ribuan ekor merpati yang kemudian diikatkan arang yang masih menyala di kakinya. Burung-burung tersebut (yang biasanya mengirimkan surat) sekarang ditugaskan mengirimkan arang tersebut ke Iskoroten. Lalu, ketika burung-burung itu sampai ke Iskoroten, tidak tunggu waktu lama, maka kota itu berubah menjadi api yang membara.


Maka seorang perempuan cantik bernama Olga of Kiev yang menuntut balas atas kematian suaminya telah melakukan "penghapusan" terhadap satu kota sekaligus satu suku di Rusia. Kisah kekejaman itu bisa Anda lihat di Museum kota Kiev, Rusia.

This post have 0 komentar

Next article Next Post
Previous article Previous Post